Loading...
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Menyusun Instrumen Monev dan Tindak Lanjut

11:27 PM Add Comment
Setiap tahun Kepala Sekolah (KS) dinilai kinerjanya melalui mekanisme Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS). PKKS bertujuan untuk menilai kepemimpinan Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sesuai dengan peraturan. Salah satu komponen yang ada di dalam PKKS adalah Pengembangan Sekolah.

Dalam komponen Pengembangan Sekolah, salah satu kriteria penilaian adalah KS melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksananaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat. Indikator kegiatannya adalah KS memiliki program kegiatan monitoring dan evaluasi (monev), memiliki instrument kegiatan monev, dan memiliki catatan hasil pelaksanaan monev.

KS dinilai baik dan berhasil dalam menjalankan tupoksinya apabila memiliki bukti fisik berupa program kegiatan monev, instrument monev, dan dokumen hasil monev. Untuk mendapatkan nilai terbaik, ketiga dokumen itu harus ada didokumentasikan secara lengkap dan benar.

Monev oleh KS dilaksanakan berdasarkan program kerja sekolah. Semakin banyak program yang direncanakan, semakin banyak pula instrument yang harus dipakai dalam monev. Namun demikian, monev bisa juga dilaksanakan dengan hanya membuat instrument berdasarkan 8 Standar Pendidikan. Dalam hal ini masing-masing keterlaksanaan program dimonitoring dan dievaluasi oleh KS. Selanjutnya hasil monev di laporkan kepada pihak-pihak terkait.

Setelah melaksanakan monev, kegiatan selanjutnya adalah merencanakan dan menindaklanjuti hasil monev dan pelaporan. Indikatornya adalah KS mempiliki program kegiatan tindak lanjut hasil monev, memiliki instrument tindak lanjut hasil monev, memiliki catatan hasil pelaksanaan program tindak lanjut, dan memiliki laporan pelaksanaan program tindak lanjut. Sebagai bukti fisiknya, KS harus mempunyai program tindak lanjut hasil monev, instrument tindak lanjut hasil monev, dokumen pelaksanaan tindak lanjut, dokumen laporan hasil tindak lanjut. Semua bukti fisik itu harus didokumentasikan secara lengkap dan benar agar nilai kinerjanya baik.

Kegiatan monev oleh KS selalu diikuti dengan kegiatan tindak lanjut. Berbagai temuan yang diperoleh ketika melaksanakan monev harus ditindaklanjuti. Tanpa tindak lanjut, kegiatan monev menjadi tanpa makna. Dan agar tindak lanjut bisa efektif, instrument kegiatan monev juga harus disusun secara baik dan tepat sasaran. Bila kegiatan monev dan tindak lanjut sudah berjalan dengan baik, KS bisa merencanakan kegiatan pada tahun berikutnya dengan lebih baik.

Baik monev maupun tindak lanjut hasil monev dimulai dengan penyusunan program dan disertai penyusunan instrument. Instrument yang dibuat harus memenuhi kriteria yang dibutuhkan dan bisa mengukur keterlaksanaan program. Setelah itu, diikuti dengan catatan hasil pelaksanaan program dan pelaporan.
Secara ringkas, pelaksanaan monev ini bisa dirinci menjadi 3 hal yaitu:
  1. Program kegiatan monev dan kegiatan tindak lanjut hasil monev.
  2. Penyusunan instrument kegiatan monev dan instrument tindak lanjut hasil monev.
  3. Catatan hasil pelaksanaan monev dan catatan hasil pelaksanaan monev.
  4. Laporan pelaksanaan kegiatan monev dan laporan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut.
Program kegiatan monev bisa dilaksanakan berdasarkan 8 Standar pendidikan atau program kerja yang tercantum di dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Masing-masing Standar Pendidikan dianalisis keterlaksanaan programnya. Selanjutnya dilengkapi dengan Catatan Hasil dan disertai alternative solusi sebagai bahan rencana tindak lanjut.

Berikut contoh instrument kegiatan monev.

Menyusun Instrumen Monev dan Tindak Lanjut
Contoh instrument kegiatan tindak lanjut hasil monev.


No
Komponen
Catatan
1
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

2
Standar Isi

3
Standar Proses

4
Standar Penilaian

5
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 

6
Standar Sarana dan Prasarana 

7
Standar Pengelolaan 

8
Standar Pembiayaan

 


Tahap terakhir dari kegiatan monev dan tindak lanjut adalah penyusunan laporan. Laporan harus dibuat dan disampaikan kepada pihak terkait agar pelaksanaan program dan evaluasinya bisa diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan

Sumber : http://murman.gurusiana.id/article/menyusun-instrumen-monev-evaluasi-dan-tindak-lanjut-844236

Pidato Mendikbud pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2016

4:19 AM Add Comment
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Hari ini kita kembali merayakan Hari Pendidikan Nasional. Mari kita panjatkan puji dan puja ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas ijin, rahmat dan karunia-Nya kita dapat kembali berkumpul merayakan semangat, capaian dan cita-cita pendidikan dan kebudayaan bangsa.

Kepada para pegiat pendidikan di seluruh penjuru Nusantara, ijinkan saya menyampaikan apresiasi atas peran aktifnya dalam mencerdaskan saudara sebangsa. Kepada Ibu dan Bapak pendidik di seluruh jenjang, yang tak lelah menyalurkan inspirasi, membuka jalan pencerahan, dan membangkitkan asa setiap insan yang dididiknya agar menjadi manusia yang berkarakter, berpengetahuan dan memberikan faedah bagi sekitarnya, ijinkan saya atas nama pemerintah menghaturkan rasa hormat mendalam.
Pidato Mendikbud pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2016
Mendikbud Anies Baswedan

Ibu, Bapak dan Hadirin yang mulia,

Hari Pendidikan Nasional kita rayakan sebagai hari kesadaran tentang pentingnya kualitas manusia. Presiden Jokowi menggariskan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dunia dan akan berhasil dalam berbagai kompetisi era global jika tinggi kualitas manusianya. manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa. Segala capaian yang kita raih sebagai individu maupun sebagai bangsa kolektif tak lepas dari persinggungan dengan pendidikan. Mutu dan jenjang pendidikan berdampak besar pada ruang kesempatan untuk maju dan sejahtera. Maka memastikan setiap manusia Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya sama dengan memastikan kejayaan dan keberlangsungan bangsa.

Dunia saat ini adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia beberapa dekade lalu. Perubahan terjadi begitu cepat dalam skala eksponensial yang tidak pernah ditemui dalam sejarah umat manusia sebelumnya. Revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan berpengaruh pada cara kita hidup, cara kita bekerja,dan tentu saja, cara kita belajar. Meramalkan masa depan menjadi semakin sulit karena ketidakpastian perubahan yang ada. Namun yang harus kita pastikan kepada anak-anak kita adalah bahwa kita memberikan dukungan sepenuhnya kepada mereka untuk menyiapkan diri meraih kesempatan yang terpampang di hadapannya.

Salah satu dukungan yang perlu kita berikan pada anak-anak Indonesia adalah memastikan bahwa apa yang mereka pelajari saat ini adalah apa yang memang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan jamannya. Keterampilan utuh yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia di abad 21 ini mencakup tiga komponen yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.

Karakter terdiri dari dua bagian. Pertama, karakter moral, sesuatu yang sering kita bicarakan. Karaker moral itu antara lain adalah nilai Pancasila, keimanan, ketakwaan, intergitas, kejujuran, keadilan, empati, rasa welas asih, sopan santun. Yang kedua dan tak kalah pentingnya adalah karakter kinerja. Di antara karakter kinerja adalah kerja keras, ulet, tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan. Kita ingin anak-anak Indonesia menumbuhkan kedua bagian karakter ini secara seimbang. Kita tak ingin anak-anak Indonesia menjadi anak yang jujur tapi malas, atau rajin tapi culas. Keseimbangan karakter baik ini akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan perubahan yang begitu cepat.

Literasi dasar menjadi komponen kemampuan abad 21 yang perlu kita perhatikan berikutnya. Literasi dasar memungkinkan anak-anak meraih ilmu dan kemampuan yang lebih tinggi serta menerapkannya kepada kehidupan hariannya. Bila selama ini kita berfokus pada literasi baca-tulis dan berhitung yang masih harus kita perkuat, maka kini kita perlu pula memperhatikan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial dan literasi budaya.

Terakhir dan tak kalah pentingnya adalah komponen kompetensi. Abad 21 menuntut anak-anak Indonesia mampu menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan tidak terstruktur. Maka mereka membutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi serta kemampuan kolaborasi.

Pembacaan pidato sambutan Mendikbud
oleh Kepala SMP Negeri 2 Wanasaba pada Peringatan Hardiknas 2016

Ibu, Bapak, dan Hadirin yang mulia,

Setiap anak lahir sebagai pembelajar, tumbuh sebagai pembelajar. Kita semua menyaksikan sendiri betapa anak-anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang besar dan keberanian untuk mencoba. Proses belajarnya didapatkan melalui permainan dan petualangan. Lalu saat ia mulai melangkah masuk ke sekolah, ia mulai berhadapan dengan struktur dan berbagai peraturan sebagai bagian dari sebuah model masyarakat mini. Struktur dan berbagai peraturan yang ia hadapi ini dapat mengarahkan mereka terus menjadi pembelajar, atau justru sebaliknya, meredupkan hasrat belajarnya.

Adalah tugas kita semua untuk memastikan binar keingintahuan di mata setiap anak Indonesia, serta api semangat berkarya di dalam dirinya tidak akan padam. Adalah tugas kita memberikan ruang bagi anak-anak Indonesia untuk berkontribusi, memajukan dirinya, memajukan masyarakatnya, memajukan kebudayaan bangsanya. Rasa percaya dari orang dewasa kepada anak-anak untuk berkarya dan ikut membawa kebudayaan kita terus bergerak melangkah maju adalah kunci kemajuan negara.

Ibu, Bapak dan Hadirin yang berbahagia,

Hari Pendidikan Nasional ini kita rayakan karena kita termasuk di antara yang sudah merasakan dampaknya. Maka pada bulan Mei ini, di mana Hari Pendidikan Nasional terletak, ayo kita ikut bergerak, ikut terlibat dalam memperluas dampak pendidikan terhadap saudara-saudara sebangsa yang belum sepenuhnya merasakan kesempatan itu. Karena itulah pada tahun ini kita memilih tema “Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-cita” sebagai tema keriaan Hari Pendidikan Nasional. Kita ingin pendidikan benar-benar berperan sebagai pelita bagi setiap anak Indonesia yang akan membuatnya bisa melihat peluang, mendorong kemajuan, menumbuhkan karakter, dan memberikan kejernihan dalam menata dan menyiapkan masa depannya.

Mari kita perluas keriaan pendidikan dan kebudayaan selama sebulan ke depan. Kita bayar balik apa yang telah kita dapatkan dari pendidikan, kita gelorakan semangat bergerak untuk pendidikan, dan kita teruskan ikhtiar bersama ini.

Kepada semua yang telah merasakan manfaat pendidikan dan di bulan pendidikan ini, sapalah para pendidik kita dulu. Tanyakan kabarnya, ucapkan terima kasih dan tunjukkan apreasiasi pada mereka, para pendidik dan pejuang pendidikan. Lalu mari sama-sama kita tetapkan bahwa ikhtiar memajukan pendidikan akan kita lanjutkan dan kembangkan.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Melapangkan dan Maha Meninggikan, selalu meridhai ikhtiar kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita tercinta.

Selamat Hari Pendidikan Nasional,

Selamat merayakan dan memeriahkan bulan pendidikan dan kebudayaan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 2 Mei 2016
ttd
Anies Baswedan, Ph.D.

Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/7016e613a748753

Sambutan Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016

10:17 PM Add Comment
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. 

Alhamdulillah, di pagi hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tahun 2016. Tanggal 2 Mei yang kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang pemikirannya menjadi benih bertumbuhnya pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara mengumandangkan pemikirannya tentang pendidikan Indonesia, yaitu Ing Ngarso Sing Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani, dan menerapkannya dalam sekolah Taman Siswa. Inisiatif tersebut menjadi awal bentuk reformasi pendidikan di Indonesia. 

Jika Ki Hajar Dewantara berfokus pada pendidikan yang berbasiskan pada guru, maka tokoh pendidikan Indonesia lainnya, yaitu Moh. Syafei menggagas pendidikan keterampilan yang sarat dengan praktek melalui pendirian pusat pendidikan INS Kayu Tanam di Sumatera Barat, yang kemudian menjadi dasar pengembangan sekolah vokasi dan kejuruan di Indonesia. Apa yang telah dilakukan oleh Moh. Syafei pun merupakan salah satu bentuk awal dari reformasi pendidikan di Indonesia. 
Sambutan Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016
Peserta upacara yang dimuliakan, 

HARDIKNAS kita peringati bukan hanya untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan seluruh pejuang pendidikan yang patut kita kenang dan hargai. Namun, juga untuk kita merefleksikan tentang beragam upaya yang telah dan sedang kita lakukan dalam menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia. Perjalanan tersebut menjadi tonggak untuk upaya kita selanjutnya dalam memberikan layanan pendidikan tinggi berkualitas bagi putra putri bangsa, menciptakan SDM IPTEK Indonesia yang terampil, dan meningkatkan kapasitas penciptaan beragam inovasi dan teknologi yang berdaya saing industri, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bangsa Indonesia. 

Dalam bingkai pikir tersebut, maka HARDIKNAS kali ini kita peringati dengan tema “Ayo Kerja, Inovatif dan Kompetitif”. Tema tersebut merupakan seruan bagi seluruh kalangan pendidikan tinggi dan perguruan tinggi untuk melakukan reformasi pendidikan tinggi, sebagaimana telah dimulai oleh Bapak Pendidikan kita. Reformasi pendidikan tinggi merupakan suatu keniscayaan pada saat ini, ketika kita menghadapi beragam tantangan luar biasa dalam skala lokal, nasional, maupun global.

Melalui pendidikan tinggi, kita mempersiapkan SDM IPTEK yang akan bersaing dalam pasar kerja nasional maupun internasional, serta akan memenuhi beragam tempat kerja. Bagaimana mungkin lulusan kita akan memiliki kompetensi untuk bekerja di dunia abad 21, jika penyelenggaraan pendidikan tinggi kita masih sama seperti abad 19? Juga, kehadiran teknologi informasi komunikasi dan jaringan, serta masyarakat ekonomi berbasis pengetahuan menyebabkan perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan tinggi tidak dapat ditawar lagi. 

Ada banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan, yang pada dasarnya akan mereformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi kita – deregulasi, penyediaan pendidikan yang fleksibel dan berorientasi pada siswa dan pangsa pasar, perubahan kurikulum, penyediaan dosen, guru besar, dan tenaga kependidikan yang profesional, pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, model bisnis pendidikan yang baru, orientasi pada keterampilan yang teruji dan berdaya saing, pengembangan bidang ilmu strategis, revitalisasi kelembagaan, kemampuan pendidikan tinggi untuk menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif, dan lain-lain. Untuk itu, ayo kita kerja bersama-sama.
 Permainan dalam Pramuka

Hadirin sekalian, 

Mari kita fokuskan kerja kita dalam reformasi pendidikan tinggi dengan cara-cara inovatif untuk menghasilkan beragam inovasi yang berdaya saing dari pendidikan tinggi kita. Sudah banyak ragam inovasi yang kita hasilkan dan kita banggakan. Pada tahun 2015 menurut World Economic Forum, indeks inovasi Indonesia mencapai 4,6 atau peringkat 30 dunia, sedangkan indeks inovasi pendidikan tinggi adalah 4,0 atau peringkat 60 dunia. Kita masih perlu bekerja secara inovatif, sehingga kita bisa meningkatkan peringkat indeks inovasi pendidikan tinggi Indonesia di peringkat 56 pada tahun 2020. Indeks ini menunjukkan bahwa masih banyak inovasi dan teknologi yang perlu kita hasilkan untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan bangsa Indonesia. 

Selanjutnya, globalisasi juga telah meningkatkan kompetisi di tingkat institusi, nasional dan internasional. Pada saat ini, indeks daya saing Indonesia yang diukur dari indikator “higher education and training” menunjukkan bahwa pada tahun 2014-2015 Indonesia menduduki peringkat 60 dengan indeks daya saing 4,5, sementara pada tahun 2015-2016 peringkat Indonesia menjadi 65 dengan indeks daya saing yang sama 4,5. Artinya, ada lebih banyak negara lain yang mencapai indeks daya saing lebih baik dari Indonesia, sehingga peringkat Indonesia menurun. 

Hal ini tidak boleh kita biarkan begitu saja. Ayo kita kerja secara inovatif dan kompetitif untuk menghasilkan SDM IPTEK terampil serta inovasi dan teknologi yang berdaya saing sebagai tujuan utama pendidikan tinggi kita. Dalam bingkai daya saing ini, kita tidak bisa menjalankan pendidikan tinggi dengan cara dan kualitas yang telah kita lakukan selama ini untuk menjawab tantangan masa depan. Karena kualitas yang kita capai di hari kemarin sangatlah berbeda dengan kualitas yang harus kita capai di hari esok dalam kecepatan pencapaian yang berbeda pula. 

Di sisi lain, globalisasi serta era Masyarakat Ekonomi ASEAN membuka jalan bagi kerjasama pendidikan, riset, dan pengembangan teknologi antar institusi perguruan tinggi, lembaga riset, serta industri dalam dan luar negeri. Kerjasama menjadi salah satu strategi dalam bingkai competitiveness” untuk mencapai kualitas pendidikan tinggi yang diakui dalam berbagai kalangan secara global. Kerjasama memperkuat kapasitas kita masing-masing menjadi kapasitas yang lebih besar dalam menciptakan inovasi dan teknologi yang lebih baik lagi. Pertukaran mahasiswa dan dosen, kerjasama penelitian dan publikasi ilmiah, sudah seharusnya menjadi bagian dari reformasi pendidikan tinggi kita.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Proses reformasi pendidikan tinggi tidak mungkin dijalankan oleh Pemerintah saja, atau satu pihak saja. Jumlah perguruan tinggi yang mencapai 4438, mahasiswa yang berjumlah lebih dari 7 juta, dan dosen yang berjumlah sekitar 300.000 merupakan kekayaan yang kita miliki. Untuk menjalankan reformasi dalam skala makro seperti itu, dibutuhkan kerjasama antar institusi pendidikan tinggi, institusi riset, berbagai unit pemerintahan lainnya, sektor industri dan swasta, serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam bingkai tersebut, saya mengundang berbagai pihak untuk dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara nyata dalam proses reformasi pendidikan tinggi kita menjadi pendidikan tinggi yang inovatif dan kompetitif. Mari kita wujudkan cita-cita pembangunan pendidikan tinggi Indonesia dengan semangat reformasi pendidikan yang digulirkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia dan tokoh-tokoh pendidikan lainnya untuk menjalankan beragam upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi kita secara berkelanjutan.

Akhirnya, saya ucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, serta komunitas pendidikan tinggi di seluruh tanah air. Semoga upaya kita dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di tanah air.

Wabillahit taufiq walhidayah,
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Jakarta, 2 Mei 2016

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Prof. Mohamad Nasir

Sumber : http://ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/04/Sambutan-Hari-Pendidikan-Nasional-2-Mei-2016.pdf

7 Ikhtiar Revolusi Mental di bidang Pendidikan

8:08 PM Add Comment
Revolusi Mental adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Banyak permasalahan yang terjadi di negara kita saat ini, mulai dari rakusnya pejabat yang memperkaya diri sendiri, pelanggaran HAM, hingga perilaku sehari-hari masyarakat seperti tidak mau antre dan kurang peduli terhadap hak orang lain. Namun, perilaku bisa diubah, mental dan karakter bisa dibangun. Karena itu Revolusi Mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini. (http://revolusimental.go.id/)

7 Ikhtiar Revolusi Mental di bidang Pendidikan
Berikuti ini adalah Tujuh Butir Program Gerakan Nasional Revolusi Mental Indonesia Baru : 
  1. Negara harus hadir ditengah-tengah masyarakat. Bukan hanya memerintah, tetapi juga melindungi dan melayani.
  2. Indonesia bukan sekedar negara kaya, tetapi juga serba bisa. Bisa mandiri, dan bisa mencukupi kebutuhan pokoknya sendiri. Dengan kekayaan sumber daya alam yang kita miliki.
  3. Indonesia adalah teladan dalam hal toleransi dan pembauran, karena perbedaan adalah kekayaan bangsa.
  4. Indonesia harus bisa menggenggam dunia, pendidikan yang baik menjadi kuncinya. Dan itu harus menjadi tanggung jawab bersama.
  5. Indonesia adalah negara yang makmur diatas fondasi ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi yg dikuasai segelintir orang.
  6. Indonesia adalah bangsa terhormat dan tidak bersedia menjadi budak bangsa lain.
  7. Indonesia adalah bangsa yang membanggakan dan penuh prestasi, Indonesia bukan bangsa rendah diri.
Dalam bidang pendidikan terdapat 7 (tujuh) ikhtiar revolusi mental yang akan dilakukan seperti yang disampaikan oleh Mendikbud Anies Baswedan pada upacara Pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental di halaman depan gedung utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 21 September 2015 yang lalu yaitu :
  1. mengubah paradigma pendidikan “berdaya saing” menjadi pendidikan “mandiri dan berkepribadian”; 
  2. merancang kurikulum berbasis karakter dari kearifan lokal serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografis daerah dan bakat anak;
  3. menciptakan proses belajar yang menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak;
  4. Memberi kepercayaan penuh pada guru untuk mengelola suasana dan proses belajar pada anak;
  5. memberdayakan orangtua untuk terlibat pada proses tumbuh kembang anak;
  6. membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah; dan
  7. menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi pendampingan dan pengawasan
Dalam sambutannya, mendikbud juga menegaskan kembali makna dan konsep pokok dari revolusi mental dalam upaya membangun generasi bangsa. "Agar kita tidak menjadi bangsa yang bergantung dengan bangsa lain tetapi sebagai bangsa yang mandiri dan berkepribadian. mampu mengolah sumber daya alam untuk kita manfaatkan bagi kesejahteraan bersama. Untuk mencapai semua itu, tentu harus dimulai dari pendidikan. Maka, tentu sudah sangat perlu jika kita sendiri dulu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan dan memahami betul apa itu revolusi mental."

Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2016

5:29 AM Add Comment
Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2016

Melalui suratnya bernomor 19180/MPK.A/MS/2016 Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan hal-hal terkait peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016, yaitu : 
  1. Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 diperingati selama satu bulan penuh pada bulan Mei sebagai Bulan Pendidikan dengan konsep gerakan bersama yang melibatkan semua unsur masyarakat dengan tema pokok "Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-Cita".
  2. Rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 diawali dengan pelaksanaan upacara bendera secara serentak pada hari Senin, 2 Mei 2016 pukul 08.00 waktu setempat di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, pemerintah daerah, seluruh unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan seluruh institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia yang akan diatur lebih lanjut dalam pedoman pelaksanaan upacara bendera. 
  3. Peringatan Hari Pendidikan Nasional disemarakkan dengan kegiatan-kegiatan yang dirancang dalam tema yang berbeda di setiap minggunya selama bulan Mei. Adapun tema-tema setiap minggunya adalah sebagai berikut:

    Minggu ke-1
    Sub Terna : "Kembali ke Sekolah"
    Contoh Kegiatan: 
    1. Profesi Kembali ke Sekolah
    2. Muliakan Guru
    3. Bantu Sekolah
    4. Peningkatan Minat dan Daya Baca

    Minggu ke-2
    Sub Tema : "Ekspresi Merdeka"
    Contoh Kegiatan:
     
    1. Tunjukkan Ekspresi Merdekamu
    2.Buah Pendidikan dan Kebudayaan
    3.Pahlawan Pendidikan dan Kebudayaan

    Minggu ke-3
    Sub Terna : "Anak adalah Bintang"
    Contoh Kegiatan: 
    1. Karya Anak
    2. Suara Anak
    3. Petualangan Anak

    Minggu ke-4
    Sub Tema : "Semua Murid, Semua Guru"
    Contoh Kegiatan: 
    1. Semua Murid, Semua Guru
    2. Gotong Royong untuk Pendidikan dan Kebudayaan

  4. Puncak rangkaian kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Mei 2016 di Jakarta dengan rnelibatkan para kornunitas pegiat pendidikan dan rnasyarakat 
  5. Untuk lebih rnernupuk rasa patriotisrne, selain rnengadakan upacara bendera, panitia nasional peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 akan rnelakukan ziarah ke makarn Ki Hadjar Dewantara di Yogyakarta. Berkenaan dengan itu, dihirnbau kiranya Gubernur dan Bupati/Walikota juga berkenan rnelakukan ziarah ke taman rnakarn pahlawan di wilayah masing-rnasing.
  6. Agar lebih rnernaknai Peringatan Hari Pendidikan Nasional, dihirnbau kepada rnasing-masing institusi untuk rnelaksanakan kegiatan yang rnendukung peningkatan rnutu pendidikan sesuai dengan sernangat Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 ini dan untuk rnenyernarakkannya diharapkan rnasing-masing institusi rnernasang spanduk dengan tema tersebut di atas.

Pedoman Upacara Bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional di tingkat Sekolah 

Pembina Upacara : Kepala Sekolah
Waktu Upacara : Pukul 08.00 (waktu Setempat)
Tempat Upacara : Ditetapkan oleh Kepala Sekolah
Peserta Upacara
  1. Kepala sekolah selaku Pembina upacara
  2. Para Karyawan Sekolah
Para Guru dan Siswa
  1. Pakaian Upacara
  2. Pembina Upacara mengenakan pakaian adat/tradisional disesuaikan dengan norma kepantasan
Susunan Acara :
  1. Pembina upacara memasuki lapangan upacara
  2. Penghormatan kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara
  3. Laporan pemimpin upacara 
  4. Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu kebangsaan indonesia raya dinyanyikan bersama
  5. Mengheningkan cipta di pimpin oleh pembina upacara 
  6. Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
  7. Pembacaan Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia indonesia tahun 1945
  8. Pembacaan sambutan menteri pendidikan dan kebudayaan oleh pembina upacara 
  9. Menyanyikan lagu wajib belajar (cipt. RN Sutarmas/ H. Winarno) oleh paduan suara
  10. Pembacaan do’a
  11. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara
  12. Penghormatan kepada pembina upacara, di pimpin oleh pemimpin upacara
  13. Pembina upacara meninggalkan tempat upacara
  14. Upacara bendera selesai, barisan di bubarkan


Download :

LIRIK LAGU WAJIB BELAJAR

Cipataan: Restu Narwan Sutarmas dan H. Winarno

Mari kita laksanakan wajib belajar
Putra putri tunas bangsa
Harapan negara
Wajib belajar cerdaskan
Kehidupan bangsa
'ntuk menuju masyarakat
Adil sejahtera

Gunakan waktumu isilah hidupmu
Tekunlah belajar giatlah bekerja
Berantas kebodohan perangi kemiskinan
Habis gelap terbit terang
Hari depan cerlang

Ayo kita giatkan wajib belajar
Jangan putus tengah jalan marilah tamatkan
Tanam ilmu sekarang
Petik hari depan
Cerdas trampil berwibawa penuh daya cipta

Gunakan waktumu isilah hidupmu
Tekunlah belajar giatlah bekerja
Jadikan tunas bangsa inti pembangunan
Adil makmur sejahtera
Merata bahagia