Loading...
Showing posts with label Profil. Show all posts
Showing posts with label Profil. Show all posts

VISI, MISI dan TUJUAN SMP NEGERI 2 WANASABA

8:04 AM Add Comment

1. Visi SMP Negeri 2 Wanasaba


Unggul dalam mutu, islami dalam perilaku.
Dengan Indikator :

  • Dapat meraih Nilai Ujian Nasional yang tinggi.
  • Dapat meraih kejuaraan dalam kegiatan ilmiah
  • Dapat meraih kejuaraan dalam bidang olah raga.
  • Dapat meraih juara dalam bidang keseniaan
  • Taat dalam menjalankan ibadah.
  • Menegakkan disiplin.

2. Misi SMP Negeri 2 Wanasaba

  1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga siswa berkembang optimal sesuai potensi yang dimiliki.
  2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
  3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal.
  4. Menumbuhkan penghayatan dan pelaksanaan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
  5. Menerapkan management partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok yang berkepentingan dengan sekolah ( stake holder ).

3. Tujuan SMP Negeri 2 Wanasaba

a. Tujuan Jangka Panjang

  1. Memiliki perangkat pembelajaran kelas VII, VIII, dan IX untuk semua mata pelajaran sesuai dengan Kurikulum 2006 (KTSP) 
  2. Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti tinggi dan berprestasi secara bertahap
  3. Memenuhi keadilan dan pemerataan pendidikan bagi warga di lingkungan sekolah 
  4. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang standar
  5. Mencapai pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan
  6. Memenuhi pengelolaan pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif, dan partisipatif.

b. Tujuan Jangka Pendek

  1. Peningkatan Nilai rata-rata Hasil Ujian Nasional, dari rata-rata 7,24 Tahun 2014/2015 menjadi 7,30 pada Tahun 2015/2016.
  2. Memiliki siswa yang teladan, berprestasi dan mandiri dalam memanfaatkan lingkungan sekitar.
  3. Memiliki kelompok kerja ilmiah, yang dapat meneliti sumber daya lingkungan sekitarnya.
  4. Memiliki kelompok olah raga dan prestasi, yang bisa memasyarakatkan olah raga.
  5. Memiliki tim tenis meja, futsal yang dapat berprestasi di tingkat desa maupun kecamatan.
  6. 100% siswa melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
  7. 70% siswa menguasai keterampilan komputer program Microsoft Office.
  8. Memiliki regu Pramuka dan PMR.
  9. Memiliki Perpustakaan yang representatif dengan pelayanan yang optimal.
  10. Memiliki perangkat pendukung pembelajaran seperti, IPA Terpadu, TIK, Olah Raga, Bahasa dan IPS. Terpadu
  11. 95% masyarakat dan pemerintah percaya atas produk dan dan layanan sekolah

Sekilas SMP Negeri 2 Wanasaba

6:43 AM Add Comment

1. Kondisi Geografis

Kecamatan Wanasaba merupakan wilayah utara dari Kabupaten Lombok Timur. Secara geografis, memiliki batas sebagai berikut : di sebelah utara, taman Nasional Gunung Rinjani dan timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Suela di sebelah selatan dengan kecamatan Pringgabaya dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Aikmel.

Kecamatan ini terdiri dari delapan desa induk, yaitu Desa Wanasaba, Desa Wanasaba Selatan, Desa Mamben Daya, Desa Mamben Lauk, Desa Tembeng Putik, Desa Karang Baru, Desa Bebidas, Desa Beririjarak. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan wilayah pemukiman serta perluasan pembangunan , dalam sepuluh tahun ke depan pemekaran desa sangat mungkin terjadi bahkan sudah terjadi. Pada umumnya penduduk di wilayah empat desa, Wanasaba , Mamben, Bebidas dan Karang Baru padat (pemukiman terpusat). Keadaan tofografi atau permukaan tanah, umumnya datar ,hanya di bagian utara terdapat perbukitan. Di bagian ini terdapat kawasan hutan lindung yang merupakan sumber mata air bagi masyarakat di beberapa desa. 

Profil SMPN 2 Wanasaba
Profil SMPN 2 Wanasaba tampak depan
SMPN 2 Wanasaba terletak di Desa Karang Baru, berlokasi di pusat Desa Karang Baru dipinggiran sebelah Utara Kecamatan Wanasaba yang berbatasan taman Gunung Rinjani, serta berada di lingkungan penduduk yang relatif padat yang berusia masih muda banyak anak pada usia sekolah wajib belajar 9 tahun ( TK,SD dan SMP ). Keberadaan SMPN 2 Wanasaba seperti itu berpotensi berkembang pesat di masa yang akan datang untuk mengatasi penuntasan Wajar 9 Tahun bersama sekolah-sekolah lain yang berada di Desa Karang Baru misalnya MTs NW Karang Baru, MTs Negeri Beririjarak dan SMP Al – Ma’rif. Prospek perkembangan di masa depan, ditandai dengan beberapa gejala dan dinamika baik fisik.

2. Kondisi Sosial 

Kondisi kehidupan bermasyarakat di Kecamatan Wanasaba, khususnya Desa Karang Baru menampakkan pola kehidupan masyarakat agraris dan pedesaan pada umumnya. Nuansa pedesaan sangat melekat dan kental pada meraka. Mereka hidup bersahaja dan sederhana. Kehidupan sosial mereka juga diwarnai oleh agama (Islam) yang mereka anut, sehingga tampak nuansa religius di dalamnya. Di sini cukup banyak terdapat tokoh agama (tuan guru) dan pondok-pondok pesantren atau madrasah sebagai tempat siar atau mendalami ajaran agama Islam. 

Pada masyarakat pedesaan dan masyarakat Islam tradisional, sangat menekankan dan menjunjung tinggi pemimpin, terutama pemimpin keagamaan. Pemimpin kharismatik yang menjadi panutannya, akan ikut menentukan corak kehidupan sosial masyarakat, bahkan merupakan elmen penting dan mendasar dalam struktur sosial. Pemimpin seperti itu umumnya memiliki pengikut yang patuh terhadap dirinya. Oleh karenanya, sang tokoh mampu menggerakkan para pengikutnya untuk berdarma bakti sesuai perintah ajaran agama. Dalam kultur masyarakat seperti ini, dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan. Dimana dengan menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan tokoh panutan masyarakat, baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat lainnya, akan turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan. 

Secara umum, kondisi kehidupan sosial masyarakat Kecamatan Wanasaba Khususnya Desa Karang Baru stabil. Riak-riak kecil yang pernah terjadi tidak sampai membesar dan mengganggu kehidupan bermasyarakat dalam pengertian yang luas. Hubungan harmonis antara warga masyarakat tetap terkontrol. Masyarakat dapat melaksanakan kehidupannya dengan tenang dan normal (rukun). Mereka lebih mengedepankan musyawarah untuk menyelesaikan masalah bila ada, dan tidak terkotak-kotak dalam suatu kelompok yang saklek, serta dalam kehidupan keagamaan tidak terjadi gangguan atau gesekan, walaupun di antara mereka memiliki organisasi dan tokoh panutan keagamaan yang berbeda-beda. 

Stabilitas sosial yang mantap sangat diperlukan dalam menjamin berlangsungnya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan (sekolah). Kondisi sosial sangat berpengaruh terhadap kondusivitas lingkungan, yang akhirnya berdampak dalam memberikan ketenangan dan keberlangsungan proses pembelajaran yang kondusif serta pembentukan karakter sosial siswa. Karakter sosial yang diharapkan dapat terbentuk dan terkristalisasi dalam diri (pribadi) siswa, antara lain beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, kondisi sosial yang kondusif akan mendukung tumbuhnya benih-benih unggul bangsa yang dapat dilahirkan melalui proses pendidikan di sekolah.

Di sisi lain, ada juga pola-pola kehidupan sosial masyarakat Kecamatan Wanasaba juga Desa Karang Baru yang dapat menggangu kegiatan pendidikan, seperti kebiasan kawin cerai dan poligami, kawin diusia muda, kebiasaan orang tua melibatkan anak dalam pekerjaan mereka, menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan anak ke pihak sekolah (kurang kesadaran/perduli terhadap pendidikan anak), orang tua lebih mementingkan pendidikan anak laki-laki, dan lain-lainnya. Kondisi ini sering kali menyebabkan peserta didik di suatu sekolah droup out, kurang aktif dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan tidak bersekolah pada hal mereka berada pada usia sekolah. Banyak masyarakat yang tidak pernah mengeyam pendidikan (buta huruf) dan hanya sebagian kecil yang dapat melanjutkan pendidikan sampai sekolah menengah dan perguruan tinggi. Kecilnya (kurangnya) angka partisipasi masyarakat dalam pendidikan menyebabkan kecamatan ini tergolong sebagai wilayah tertinggal di Kabupaten Lombok Timur. 

Kondisi sosial masayarakat, seiring dengan perubahan zaman tentu akan berubah secara dinamis dalam kurun waktu delapan, sepuluh atau lebih tahun ke depan sesuai dengan tantangan zaman yang ada. Pergeseran kehidupan sosial masyarakat, akan sangat dipengaruhi oleh semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh-pengaruh yang datang dari luar, perkembangan demokrasi dan pembangunan di tanah air, serta semakin majunya perdagangan bebas di tingakat dunia internasional, regional mapun nasional. Perubahan kondisi sosial masyarakat, dapat dilihat dari sistem pertanian dan mata pencaharian, bentuk-bentuk pranata dan intraksi sosial, serta norma-norma kehidupan. Tetapi apabila ajaran-ajaran agama yang merupakan penopang hidup masyarakat dapat tetap dijalani dengan benar, dan norma-norma dasar yang telah ada di masyarakat dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan baik, maka dapat diperkirakan kondisi sosial masyarakat Kecamatan Karang Baru akan tetap kondusif dalam kurun waktu delapan atau sepuluh tahun ke depan. Hal ini perlu didukung oleh penyelenggara pendidikan untuk ikut menimalisir dampak negatif perubahan sosial masyarakat.

3. Kondisi Ekonomi 

Keadaan perekonomian masyarakat Desa Karang Baru Kecamatan Wanasaba, rata-rata memiliki tingkat perekonomian yang rendah (miskin). Sebagian besar di antara mereka menggantungkan hidupnya dari dua sektor utama, yaitu pertanian dan pertukangan yang memtasiliki penghasilan yang tidak tetap dan fluktuatif, tergantung pada situasi dan kondisi .

Wilayah kecamatan ini merupakan daerah yang subur dengan curah hujan rata-rata diatas normal . Suatu kondisi yang menguntungkan bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian. .

Masyarakat yang bekerja pada sektor pertukangan, juga masih mengandalkan pola tradisional dan menunggu pesanan jasa mereka.

Kondisi perekonomian masyarakat seperti itu berpengaruh pada bidang pendidikan. Peserta didik sering kali tidak mampu membiayai sekolahnya secara maksimal karena kesulitan ekonomi. Sementara dana bantuan pemerintah yang diterima oleh sekolah tidak mencukupi untuk memberikan subsidi penuh kepada mereka. Di antara mereka ini ada yang mengalami putus sekolah (droup out). 

Oleh karena perekonomian masyarakat tidak atau kurang mendukung, satuan pendidikan di wilayah Kecamatan Wanasaba kesulitan dalam menggalang dana dari masyarakat. Mereka hanya dapat memberikan kontribusi material (dana) dalam jumlah yang sangat kecil terhadap sekolah. Kesulitan ini semakin dipersulit dengan sangat minimnya dunia usaha dan masih bersekala kecil/mebatuenengah. Hanya sebagian kecil di antara mereka yang membuka usaha (wiraswasta). Apabila pemerintah tidak menyertai kebijakannya dengan pemberian dana atau bantuan yang beragam, maka satuan pendidikan akan sulit berkembang dan maju untuk meraih tuntutan delapan standar nasional pendidikan (SNP) yang membutuhkan pimbiayaan yang sangat besar. 

Harapan akan membaiknya perekonomian masyarakat Kecamatan Wanasaba mungkin akan dapat terjadi dan terpenuhi di masa datang (sepuluh tahun ke atas). Indikator akan membaiknya perekonomian di masa depan itu adalah adanya upaya pemerintah dewasa ini. Pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) dan pemerintah pusat, dalam program jangka panjangnya dan menengahnya, mencoba melakukan berbagai terobosan untuk membangun wilayah ini, seperti di sektor pariwisata (obyek wisata), perhubungan, seperti rencana pembangunan jalan menuju Wisata Karang Baru Lombok Timur), pertanian (budidaya tanaman tembakau verginia), kelautan (budidaya rumput laut dan tambak), kehutanan (rencana pengembangan hutan wisata), dan sektor perdagangan. Kebijakan-kebijakan pembangunan di atas di harapkan dalam kurun waktu delapan atau sepuluh tahun ke depan dapat berdapak positif pada perbaikan perekonomian masayarakat di wilayah Kecamatan Wanasaba, dan dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lombok Timur. Sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, serta anggaran pendidikan dalam APBD meningkat dan dapat mencapai target di atas 20 %, untuk mempercepat peningkatan dan pencapaian mutu pendidikan seperti yang diharapkan.

4. Kondisi Perpolitikan

Kondisi politik di Kecamatan Wanasaba tidak bisa di pisahkan dengan kondisi perpolitikan Lombok Timur pada khususnya, serta kondisi politik di Nusa Tenggara Barat dan Nasional pada umumnya. Dengan adanya sistem pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung, telah memberikan nuansa baru dalam kehidupan masyarakat, terutama aspek kehidupan politik. Sistem pemilihan ini, mengisyaratkan masyarakat untuk semakin dewasa dalam berdemokrasi, dan dalam menyikapi pemilu/pilkada beserta hasilnya. Sikap dan kedewasaan dalam berdemokrasi akan menentukan kondisi politik di daerah. Dua dampak bisa timbul dari pola pemilihan seperti di atas, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif menghasilkan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang kondusif. Sedangkan dapak negatif akan menimbulkan gangguan kehidupan berbangsa dan negara, yang sangat berpotensi untuk terjadinya konflik dan instabilitas di daerah. 

Masyarakat di daerah ini ternyata tidak terpengaruh dengan keadaan pemilihan di beberapa daerah di tanah air yang telah menimbulkan pertentangan di dalam masyarakat. Dengan demikian kondisi ini akan memberikan dampak yang positif bagi pendidikan dan sapek-aspek kehidupan lainnya. Disamping itu, tokoh-tokoh terpilih dalam pilkada/pemilu akan memberikan warna dan nuansa baru dalam perjalanan politik di daerah ini. Bentuk dan perubahan kondisi politik lima sampai sepuluh tahun ke depan, sangat bergantung pada pola kepemimpinan (seni memimpin) dan kebijakan-kebijakan yang akan dipilih dan diterapkan oleh pimpinan baru tersebut, termasuk dalam bidang pendidikan. Kita semua tentu berharap, kebijakan yang akan diambil dalam dunia pendidikan akan dapat menyentuh sisi terdalam dari dunia pendidikan kita, dan dapat menjawab (memecahkan) masalah krusial pendidikan di daerah ini. Sehingga, IPM di NTB dan Lombok Timur dapat terdongkrak (merangkak) naik dari posisi di urutan bawah tempatnya bertengger selama ini. Masalah pendidikan sangatlah kompleks dan rumit, yang tidak hanya akan dapat terselesaikan dengan anggaran 20 % atau lebih bagi pendidikan, tanpa juga memperhatikan dan membangun sektor-sektor kehidupan masyarakat lainnya yang akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, terutama sektor perekonomian masyarakat. Hal ini akan sangat menentukan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. 

Harapan tetap stabilnya kondisi perpolitikan di Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur lima dan sepuluh tahun ke depan tetap menjadi prioritas bagi keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan di setiap satuan pendidikan, termasuk di wilayah Kecamatan Wanasaba. Sebab perpolitikan daerah, baik langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi pengelolaan pendidikan di tiap-tiap satuan pendidikan, yang besar kecilnya tergantung dari kondisi politik dan kebijakan yang diambil dalam bidang pendidikan.

Terlepas dari itu, hendaknya pelaksanaan Pemilu dan Pilkada secara langsung dapat dijadikan sebagai sumber (wahana dan sarana) pembelajaran bagi peserta didik di setiap satuan pendidikan dalam memahami dan mengerti demokrasi, sehingga pada akhirnya lembaga pendidikan (sekolah) dapat menghasilkan produk lulusan yang mampu menerapkan dan melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Kondisi Keamanan 

Kecamatan Wanasaba, dari segi keamanan tergolong sebagai wilayah yang stabil dan kondusif keamanannya di Lombok Timur. Perbuatan anarkisme dalam beberapa tahun terakhir ini tidak pernah terjadi. Kasus-kasus gangguan keamanan masyarakat lainnya juga intensitasnya tidak setinggi dan serawan di tempat-tempat lain, serta angkanya terus diupayakan untuk diturunkan (diminimalisir). Tentu saja aparat kepolisian dan penegak hukum lainnya, serta masyarakat (melalui pamswarkarsa dan bentuk lainnya) telah memberkan adil dan konstribusi besar dalam penciptaan kondisi keamanan yang kondusif tersebut. Usaha ini telah memberikan rasa aman kepada masyarakat, sehingga dapat hidup tanpa selalu dicengram rasa takut. Kondisi seperti ini tentu menjadi harapan dan keinginan semua pihak, termasuk penyelenggara pendidikan.

Kondisi keamanan suatu wilayah/daerah ataupun negara dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya adalah aspek ekonomi dan aspek politik. Kondisi ekonomi dan politik yang mantap, akan menyebabkan kondisi keamanan yang mantap dan kondusif. Implikasi dari kondisi keamanan yang mantap akan berpengaruh terhadap pengembangan pendidikan selanjutnya. 

Bertitik tolak dari kondisi keamanan Kabupaten Lombok Timur dan Kecamatan Wanasaba dalam pelaksanaan pemilu/pilkada dan pemilihan langsung di tingkat desa lainnya, yang secara umum tidak mengalami gangguan keamanan yang signifikan (berarti), maka diharapkan dalam kurun waktu lima atau sepuluh tahun kedepan kondisi keamanan di daerah ini akan semakin kondusif. Sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pendidikan yang lancar tanpa gangguan keamanan yang berarti. Dengan demikian siswa dapat belajar dengan tenang, serta dapat mengaktualisasikan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dengan leluasa, sehingga pada akhirnya bermuara pada perolehan prestasi dalam berbagai bidang.

6. Kondisi Budaya 

Kecamatan Wanasaba cukup kaya dengan budaya yang patut dilestarikan untuk dipertahankan eksistensinya sebagai khasanah dan ciri khas daerah, seperti dalam hubungannya pola kehidupan yang Islami dan adat-istiadat masyarakat maupun yang bertalian dengan kesenian, misalnya cilokaq, gendang belek, rudat dan rebana qasidah, serta kerajinan/anyaman ketak dan bambu/pandan, dan lain-lainnya. Seni budaya daerah akan sangat penting artinya bagi pendidikan, setidak-tidaknya dapat dijadikan rujukan dan pertimbangan untuk dimasukan (dijadikan) sebagai muatan lokal dan pengembangan diri dalam struktur kurikulum satuan pendidikan.

Berbagai bentuk dan ragam seni budaya yang ada di wilayah kecamatan ini, dipengaruhi oleh kebiasaan, agama (Islam), mata pencaharian (petani dan nelayan) dan corak/karakteristik sosial masyarakat pendukungnya. Mereka tentunya akan lebih condong untuk mempertahankan budaya yang bercorak agraris dan maritim serta dihiasi oleh nuansa religius dan bernafaskan Islam.

Namun budaya masyarakat, termasuk di wilayah Kecamatan Wanasaba akan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan kebudayaan di suatu tempat juga akan dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan masyarakat pendukungnya, dan pengaruh yang datang dari luar, seperti pembangunan di berbagai sektor, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh dan perubahan budaya tersebut, bisa berdampak positif dan negatif terhadap masyarakat dan dunia pendidikan. Perubahan-perubahan itu, misalnya berhubungan dengan pola atau gaya hidup, perilaku dan pergaulan, cara berpakaian, dan lain sebaginya. Selain itu, di wilayah Kecamatan Wanasaba dewasa ini berkembang berbagai bentuk kesenian modern, baik di bidang seni musik, seni tari dan lain-lainnya. Terdapat pula perkembangan yang berkaitan dengan mata pencaharian, misalnya percetakan batako/beton, pengolahan makanan/masakan, perbengkelan, dan wirausaha (perdagangan). 

Perencanaan pendidikan yang mantap dengan memperhitungkan budaya masyarakat dan perubahannya, akan memberikan andil sebagai penangkal dampak negatif dan memperkuat/mengembangkan dampak positif dari perubahan budaya masyarakat bagi peserta didik di satuan pendidikan.

Oleh karena itu, pada kurun waktu satu, empat, delapan atau sepuluh tahun kedepan, nilai-nilai kultur/budaya tradisional masyarakat Karang Baru patut menjadi perhatian, didukung dan dikembangkan oleh dunia pendidikan di wilayah ini. Sehingga nilai-nilai budaya masyarakat yang baik diharapkan dapat dipertahankan sebagi modal untuk membendung budaya dan pengaruh luar yang bersifat negatif. Tetapi bukan berarti bersikap tertutup terhadap nilai-nilai budaya luar yang masuk dan positif sebagai dampak adanya perubahan dan pengaruh yang timbul akibat pembangunan di berbadai sektor maupun semakin kuat dan derasnya arus informasi dan globalisasi (kemajuan iptek).

Dampak negatif yang timbul dari adanya perubahan perlu diantisipasi dan disikapi. Oleh karena itu, guna membekali para siswa agar mampu melakukan filtrasi atau penyaringan terhadap nilai-nilai budaya baru yang tidak baik, maka sekolah perlu membekali siswa dengan nilai-nilai budaya tradisional dan Islami yang berakar pada budaya yang berkembang di masyarakat melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler/pengembangan diri, baik di bidang seni tradisional, bidang keagamaan maupun bidang olahraga. Selain itu dapat juga dilakukan melalui kegiatan kokurikuler, dengan mengakomudir unsur-unsur lokal atau menjadikannya sebagai muatan lokal dalam kurikulum yang diberlakukan di sekolah. Sehingga warga sekolah, terutama peserta didik akan dapat memiliki kearifan lokal secara lebih luas dan untuk dapat menopang kehidupan sehari-hari di tengah lingkungan masyarakatnya. Yang tidak kalah pentingnya dalam menimalisir pengaruh budaya yang negatif adalah penyelenggara pendidikan harus mampu menetapkan kebijakan dan mengembangkan budaya khas sekolah yang bersumberkan dari budaya-budaya daerah maupun nasional yang baik.

Keberpihakan pengelola pendidikan seperti itu akan menjadikan sekolah, yang tidak saja sebagai pelestari budaya melainkan juga sekaligus sebagai penanam nilai-nilai budaya yang positif kepada peserta didik, dan pendukung budaya yang berkembang di tengah masyarakat. Sehingga potensi peserta ditik akan lebih berkembang dan terakomudir, yang dapat dijadikan bekal dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Dengan demikian juga, pada konteks ini sekolah dapat memperluas peran sertanya kepada masyarakat sebagai perwujudan dari wawasan wiyatamandala. 

7. Perkembangan IPTEK 

Kemajuan pembangunan di Indonesia dalam berbagai sektor dan adanya rencana program pembangunan dari pemerintah daerah, khususnya di wilayah Kecamatan Wanasaba akan berdampak pula pada tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) oleh masyarakat setempat untuk dapat masuk dalam bursa kerja yang ditawarkan di masa depan, dan tidak tergilas oleh arus kemajuan. Ilmu pengetahuan yang akan dibutuhkan masyarakat ke depan, tidak saja dalam hubungannya dengan penguasaan ilmu teknologi informasi dan komunikasi dan bahasa asing sebagai bahasa pengantar, tetapi juga ilmu-ilmu pendukung lainnya yang bertalian dengan perdagangan, perhubungan, pariwisata, perhotelan, dan lain-lainnya. 

Dewasa ini kita semua telah menyadari tentang semakin maju dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, yang semakin dalam dan luas memasuki ranah kehidupan masyarakat. Kemajuan iptek tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah turut pula dirasakan oleh masyarakat di wilayah kecamatan ini. Jaringan informasi dan fasilitas pendukungnya semakin menjamur dan meluas ke pelosok-pelosok. Sehingga handphone bukan lagi merupakan barang mewah. Penggunaan komputer, internet dan hasil-hasil teknologi informatika lainnya semakin banyak pula dikonsumsi oleh masyarakat.

Kemajuan iptek dan tuntutan lapangan kerja di masa depan itu, perlu diantisipasi secara dini oleh setiap satuan pendidikan. Kecenderungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan tantangan yang harus dijawab oleh kalangan pendidikan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Penguasaan iptek bagi lulusan merupakan syarat mutlak guna menyiapkan diri dalam persaingan merebut dunia kerja pada lapangan-lapangan kerja yang akan tersedia di masa depan di wilayahnya sendiri atau di daerah lainnya. Dengan kata lain, konsekwensi logis dari kemajuan tersebut minimal adalah penyiapan peserta didik untuk tidak terlindas oleh proses perubahan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila peserta didik tidak dipersiapkan, maka mereka akan menjadi individu yang tidak siap menerima perubahan dan kemajuan, sehingga mereka menjadi penonton di wilayahnya sendiri karena tidak dapat ditampung dalam bursa kerja yang tersedia.

Secara lebih spesifik, satuan pendidikan perlu menyiapkan peserta didik untuk dapat menguasai teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer, internet dan media komunikasi lainnya, serta bahasa asing komunikatif dan keterampilan kepariwisataan lainnya. Selain itu, untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh yang timbul dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam konteks persekolahan perlu dikembangkan model pendidikan yang memberikan wawasan atau pengetahuan tentang dampak positif dan dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut terhadap pengembangan peserta didik di tingkat sekolah.


Berdasarkan kondisi tersebut, SMP Negeri 2 Wanasaba ke depan akan berupaya untuk memperluas dan mengembangkan akses penguasaan ilmu teknologi informasi dan komunikasi dalam kurikulum yang akan diberlakukan, berdasarkan kebutuhan peserta didik sebagai bekal dirinya. Untuk itu perlu disediakan sarana prasarana belajarnya, antara lain fasilitas laboratorium komputer/multimedia yang memadai serta dukungan jaringan internet dan keterampilan bahasa asing/pendukung pariwisata lainnya.